Kamis, 12 April 2012

Semangat "Tanam Jagung" yang Kian Pudar

"Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam... Menanam jagung di kebun kita"

2012, lagu-lagu kayak gitu udah jarang banget (bahkan hampir gak pernah) kita dengar di negeri kita tercinta ini, Indonesia. Padahal dulu, lagu itu banyak dinyanyikan anak-anak sebagai pemacu semangat. Kalo gitu, anak-anak zaman sekarang pada dengerin lagu apa? Yaa bisa kita lihat lah di kehidupan sehari-hari, paling simpelnya di jalan. Kalo ketemu pengamen anak kecil, apa yang dia nyanyiin? Gak jauh-jauh dari lagu yang bermuatan kata-kata 'cinta', 'pacar', 'selingkuh', dan kata-kata lainnya yang sebenarnya belum pantas untuk diketahui anak kecil seumurannya. Selain itu juga lagunya secara gak sadar membuat anak menjadi gak semangat, dan sering berpikiran negatif. 

Coba kita bayangkan, anak sekecil itu berbicara tentang selingkuh. Emang dia ngerti selingkuh itu apa? Kalo dia ngerti, apa dia juga tahu itu hal yang baik atau buruk? Terlebih lagi anak jalanan yang bisa dibilang 'hidupnya keras' jauh dari keluarga. Yang sehari-harinya mengamen, mungkin gak pernah merasakan bangku sekolah, dan bahkan gak pernah merasakan hangatnya pelukan orangtuanya. Mereka gak pernah mendapatkan pendidikan dasar, etika, dan lain-lain yang notabene itu harusnya dari orangtua. 

Pernah saya iseng nanya ke salah satu pengamen cilik di angkot yang menyanyikan lagu entah judulnya apa, yang jelas liriknya menceritakan seseorang yang merasa hancur berantakan karena ditolak oleh wanita pujaan hatinya.

"emang udah berapa kali ditolak dek......?" 

Saya nanya sambil tersenyum, dan dia jawab dengan muka polos

"udah sering bang, 14x ditolak, diterima cuman sekali. Itu juga cuman sehari terus besoknya putus..."

Lahhh dia malah curhat jadinya, hehehe. Saya cukup merasa miris mendengar hal itu (bukan miris karena ditolak 14x-nya loh!). Entah bener atau gak yang dia bilang tadi, tapi ya ampun, betapa kacaunya negeri ini sekarang. Anak umur 10 tahun, 14x ditolak cintanya. Emang dia gak ada kerjaan lain apa selain mikirin pacaran? Dan anak itu juga kelihatan gak ada semangat. Mungkin dia terus menjalani hidupnya sebagai pengamen tanpa pernah mikir gimana caranya keluar dari jurang kemiskinan. Ngamen setiap hari, asal bisa makan juga cukup. Ini realita yang terjadi di negeri kita, dan kita wajib menyelamatkan generasi muda kita dari hal itu. Apa jadinya kalo generasi muda kita isi otaknya cuman pacaran, pacaran, dan pacaran, dan gak punya semangat? Apa kita masih bisa berharap generasi muda kita menjadi kaum intelektual yang kelak akan memipin Indonesia ini?

Orangtua-lah yang memegang peranan paling penting dalam proses tumbuh kembang anak. Musik memang harus benar-benar di-filter oleh orangtua. Sayangnya untuk mem-filter pun sekarang sangat sulit. Karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, orangtua makin sulit untuk mengendalikan anaknya. TV yang hampir setiap hari menayangkan acara musik yang entah para penontonnya itu pada gak sekolah atau gimana.

Industri musik dan hiburan juga terkesan 'bodo amat' dengan masalah ini. Mereka cenderung memikirkan keuntungan semata. Mereka gak memikirkan dampak negatif apa yang akan terjadi pada generasi muda akibat musik tersebut. Bahkan lebih parahnya, sekarang bermunculan 'boyband' junior yang beranggotakan anak-anak yang menyanyikan lagu yang.... ya seperti itu tadi, temanya cinta, cinta, dan cinta. Penyanyinya cilik, penontonnya juga cilik, tetapi lagunya lagu dewasa. Seharusnya jika mereka peduli dengan anak-anak Indonesia, mereka juga memikirkan dan tentunya mencegah dampak negatif yang bisa terjadi pada anak-anak. Belum saatnya anak-anak ini memikirkan hal yang seperti cinta-cintaan itu.





beberapa koleksi kaset masa kecil saya (dokumentasi pribadi)


Beda jauuuuuhhh sekali dengan dulu zaman saya kecil tahun 90-an. Penyanyi cilik, penonton cilik, dan lagunya pun juga lagu anak-anak cilik, hehe. Contohnya lagu yang saya tulis cuplikannya di atas, lagu "Tanam Jagung". Dulu saya berpikir bahwa, ternyata pak tani susah payah menanam jagung, jadi kalo ibu masak jagung harus dihabiskan, jangan sampai dibuang. Secara gak langsung menanamkan nilai-nilai positif pada diri saya ketika itu. Juga bagian lain dari lagu ini

"ambil pangkurmu, ambil cangkulmu, kita bekerja tak jemu-jemu..."

secara gak langsung membuat anak-anak jadi berpikir untuk fokus, bekerja keras, tekun, dan gak pernah menyerah dalam melakukan suatu hal yang baik. Hal-hal ini emang gak terlihat secara kasat mata, tetapi tertanam di alam bawah sadar si anak, dan sampai dia besar nanti, dia tetap memegang teguh nilai-nilai positif ini. Semangat "tanam jagung" ini akan terus terbawa sampai mereka sukses nantinya.




Semoga dunia musik anak di Indonesia bisa lebih baik lagi, dan anak-anak Indonesia bisa lebih memahami dan memegang teguh semangat "tanam jagung".

Jumat, 26 Maret 2010

Matikan Lampu, Nyalakan Masa Depan



Sebelumnya, mohon maaf karena gua jarang update blog. Penyebab utamanya adalah microblog yang membuat gua ketagihan (http://twitter.com). Tapi sekarang mau mulai aktif lagi nulis blog...

Tema kali ini adalah Earth Hour (lagi). Kenapa lagi? Dulu waktu Earth Hour 2009 udah pernah gua posting berkaitan dengan energi yang bisa dihemat dengan acara ini. Hematnya bisa sampai 300 megawatt (ngga pake 'i') dan itu cukup buat menerangi 900 desa. Di Earth Hour 2010 ini, pemerintah daerah udah menunjukkan partisipasi masing-masing. Menurut akun twitter Earth Hour Indonesia, pemerintah kota Jakarta dan pemerintah daerah Bali akan turut berpartisipasi. Berikut kutipan tweet dari EHindonesia

Hotel Le Meridien Jkt turut serta dalam Earth Hour 2010. Keep 'em coming! :) http://cot.ag/alF7jx #EHindonesia
7:00 PM Mar 25th via CoTweet

Titik-titik pemadaman Earth Hour: Aston Denpasar, Hard Rock Cafe Bali, Tugu Jogja, Gd. Sate Bandung, Jl. Dago. We want more!
about 3 hours ago via CoTweet


Nah dengan dukungan dari pemerintah ini, kita sebagai masyarakat sudah sepantasnya turut serta berpartisipasi dalam acara ini. Biasanya dari masyarakat muncul anggapan bahwa hal ini tidak terlalu berpengaruh. Padahal pengaruhnya jelas sangat besar.

Contoh, dalam satu rumah seluas 300 M2, ada 4 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan 1 ruang makan. Sehari-harinya anggota keluarga tersebut berada di dalam kamar masing-masing, sehingga 4 kamar itu lampu dan AC nya menyala. Nah coba saat earth hour, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah, cukup menyalakan 1 lampu dan 1 AC. Jadi yang biasanya beban listrik 5 lampu dan 5 AC bisa dihemat. Misalkan lampu 20 watt dikali 4 sama dengan 80 watt, dan AC 500 watt dikali 4 sama dengan 2000 watt. Berarti satu rumah bisa hemat sekitar 2080 watt. Belum lagi kalau AC di ruang tengah dimatikan, jadi hanya 1 lampu yang menyala, jadi lebih hemat lagi.

Biasanya kalo di rumah gua seperti itu, pas earth hour hanya lampu ruang keluarga sama router yang dinyalakan. Jadi kegiatan terpusat di ruang tengah. masih bisa baca buku, masih bisa online pake laptop, dan masih banyak kegiatan lainnya.

Maka dari itu, dengan tulisan ini gua mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia, wabil khusus warga SMAIT Nurul Fikri yang baca tulisan ini untuk mendukung Earth Hour.

Sabtu, 05 September 2009

Pulau Jawa digoyang, kenapa?

Aduh, udah lama nih ga coret-coret blog lagi, sibuk sama urusan sekolah sih, jadi blog terbengkalai....

hmm, tanggal 2 September kmaren terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup besar, 7.3 skala richter dengan pusat gempa di dekat tasikmalaya dan kedalaman 30 km dibawah permukaan laut. Pulau Jawa digoyang, dari tangerang sampe surabaya merasakan gempa, gw yang di depok juga merasakan. Lagi asik-asik buka facebook, tiba2 lantai bergetar, laptop terpaksa ditinggal deh, ga lama kemudian status orang-orang langsung berubah jadi GEMPA semua, hahaha.. kompak deh..

Kalo kita mau introspeksi diri, sebenernya gempa kmaren itu juga akibat manusia, walaupun secara tidak langsung. Terlalu banyak keburukan di negeri ini yang mengundang murka Allah swt. Kita sebagai warga negara Indonesia juga harus sama-sama membenahi diri. Akhirnya Malaysia kembali mengklaim gempa yang kemaren itu azab buat Indonesia. Kalo dipikir-pikir emang bener juga sih, tapi rasanya ga etis juga malaysia ngomong kaya gitu. Sudah seharusnya kita sama-sama berubah agar menjadi lebih baik lagi.

Mudah-mudahan, Allah melindungi negeri kita dari segala bencana dan malapetaka, amiin...

*ini cuma hasil pemikiran gw sebagai seorang pelajar

Rabu, 22 April 2009

Today is Earth Day.... !

Hari ini, tanggal 22 April tahun 2009. Baru tahun lalu saya posting tentang hari bumi, berarti blog ini kurang lebih sudah berusia setahun (haha, lama juga ya.. ).

Di hari bumi ini, cuaca masih gak jelas. Kayak kemaren siang puanaasss banget, sore tiba-tiba hujan deres, angin kenceng juga lagi... akibatnya di Jakarta banyak pohon tumbang dan kemacetan terjadi dimana-mana.

Tadi pagi di O Channel dibahas tentang hari bumi. Ada komunitas hemat listrik dan sahabat laut (lupa namanya, kalo ga salah marine buddy sama apa ya...). Sekarang di perkotaan itu justru banyak orang yang tidak peduli dengan lingkungan. Tadi dibilang yang banyak buang sampah sembarangan di jalanan itu orang-orang yang naik mobil mewah yang harganya diatas 600 juta-an. Waah gimana nih, kesadaran nya kurang banget.
Untuk mengatasi masalah ini yang kita perlukan hanyalah kesadaran dari diri sendiri, kalo semua mikir nya orang lain, "si itu juga ga peduli, si anu juga buang sampah sembarangan..." maka pasti ga akan ada perubahan.
Oke, di hari bumi ini mari kita mulai dari diri sendiri untuk membuat semuanya jadi lebih baik...

Rabu, 01 April 2009

Tragedi Situ Gintung, duka kita semua...


Jum'at dini hari, tanggal 27 Maret 2009, tanggul penahan air di Situ Gintung, Tangerang, Banten, jebol. Hingga saat ini korban sudah mencapai seratus orang, dan masih banyak korban yang belum ditemukan. Ini akibat lingkungan yang kurang terurus. Menurut aturan, seharusnya dalam radius 100 meter dari tanggul hanya boleh ada pepohonan, tidak boleh ada pemukiman padat penduduk.

Yang jelas, sekarang semua sudah terjadi, dan kita tidak bisa menyalahkan siapapun. Sepatutnya kita membantu mereka yang tertimpa musibah, bukannya menonton saja.
Saya lihat di berita akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang berkunjung ke situ gintung hanya untuk melihat secara langsung lokasi yang terkena musibah. Bahkan ada yang berfoto, ada yang berdagang, dan tertawa-tawa. Padahal banyak yang sedang kesusahan.

Bantuan yang dapat kita berikan banyak sekali, minimal doa. Tetapi lebih baik jika kita menyumbang uang dan tenaga kita untuk membantu mereka. Bantuan uang bisa disalurkan melalui lembaga-lembaga tertentu, seperti Dompet Dhuafa Republika (http://www.dompetdhuafa.org/home.php)