Minggu, 23 Desember 2007

Satu Lagi, Mobil Ramah Lingkungan dari Mitsubishi

Akhirnya para produsen mobil mulai mengembangkan teknologi ramah lingkungan pada produknya, salah satunya akan kita bahas, yaitu Mitsubishi i MiEV (Mitsubishi innovative Electric Vehicle). Mitsubishi i versi biasa berkapasitas mesin 660cc sebenarnya sudah beredar dan sudah bisa dipesan, akan tetapi Mitsubishi mencoba mengembangkan teknologi motor listrik pada mobilnya, sehingga tercipta lah Mitsubishi i MiEV. Mobil ini diperkenalkan di pameran "Clean Air, Clean Fuel, Clean Vehicle" di Nusa Dua, Bali (3-14 Desember 2007). Agen tunggal Mitsubishi di Indonesia berjanji akan memasarkan mobil ini pada tahun 2010. Cukup lama kita harus menunggu, padahal dampak polusi harus kita cegah segera.

Ternyata di Jepang pun, mobil ini baru dipasarkan pada tahun 2009, mungkin Mitsubishi harus merencanakan matang-matang untuk meluncurkan mobil ini kepada publik. Oh ya, menurut kabar, di Jepang mobil ini akan dijual seharga 2.000.000 Yen, cukup murah (2.000.000 x 85= Rp170.000.000), karena ada subsidi dari pemerintah Jepang. Mungkin jika tidak ada subsidi, harga mobil ini akan melambung tinggi, mengingat mobil ini menggunakan teknologi terbaru. Semoga saja pemerintah Indonesia mengikuti langkah pemerintah Jepang, agar mobil ramah lingkungan seperti ini dapat dilego dengan harga yang tidak tinggi. (zhf)

Jumat, 21 Desember 2007

Komunitas Sepeda Kurangi Polusi


Banyaknya polusi pada saat ini, membuat kita harus berpikir bagaimana cara mengurangi polusi?
Dengan mobil ramah lingkungan? Bisa... tetapi bagi yang tidak memiliki uang lebih, kendaraan ini bisa jadi alternatif, yaitu SEPEDA.
Bersepeda selain menyehatkan juga tidak mengeluarkan polusi. Mungkin faktor ini yang mendasari sekelompok orang untuk membuat komunitas pecinta sepeda, salah satunya komunitas Bike to Work. Anggota komunitas ini terdiri dari sekelompok orang yang berangkat kerja ke kantornya dengan menggunakan sepeda. Komunitas ini berkeinginan untuk mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai alternatif moda transportasi, ke tempat kerja (bike-to-work). Karenanya, sejak 6 Agustus 2004 lalu, komunitas ini telah melakukan kampanye rutin setiap bulan hingga saat ini dengan melakukan penyebaran media informasi berupa pamflet, serta menjalin kerjasama dengan berbagai media massa dan cetak. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 27 Agustus 2005, di Balai Kota DKI, disaksikan oleh Bapak Fauzi Bowo selaku Wakil Gubernur DKI, terselenggaralah DEKLARASI b2w-Indonesia. Info lengkap silahkan kunjungi website www.b2w-indonesia.or.id. (zhf)

Selasa, 18 Desember 2007

Cara Membatasi Pemanasan Global

Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah:

1.membatasi emisi CO2 dan

2.menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.

Membatasi emisi CO2

Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.

Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bisa dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu untuk lebih menekan biaya.

Penggunaan minyak bumi secara efisien

Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan.

Menyembunyikan karbon dapt dilakukan dengan dua cara:

1. Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah

2. Penyimpanan di dalam tumbuhan hidup.

Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke dalam lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan memompakan Co2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida.

Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belum dapat menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan hidup di dalam laut.

Penyimpanan di dalam tanaman hidup

Tumbuhan hijau menyerap Co2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas kembali ke atmosfer.

(www.langsing.net/gunung/artikel/lingkungan/pemanasan-global.html)

Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global yang terus menerus dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan. Tanaman dan binatang yang hidup di dalam laut menjadi terganggu. Binatang dan tumbuhan di daratan terdorong untuk berpindah ke habitat yang baru. Pola cuaca menjadi berubah menyebabkan tibulnya banjir besar, kekeringan, angin kencang, dan badai yang besar. Mencairnya es di kutub mengakibatkan peningkatan tinggi permukaan air laut. Penyakit-penyakit menyerang manusia secara meluas dan terjadi penurunan hasil panen di beberapa wilayah.

Gangguan kehidupan laut

Dengan adanya pemanasan global suhu permukaan air laut menjadi lebih hangat, sehingga meningkatkan tekanan bagi ekosistem laut seperti batu karang yang menjadi putih. Pada proses ini karang-karang melepaskas ganggang yang memberikan warna dan makanan pada karang, sehingga karang menjadi putih dan mati. Peningkatan suhu air juga membantu menyebarkan penyakit-penyakit yang sangat mempengaruhi kehidupan mahkluk-mahkluk di dalam laut.

Perubahan habitat

Pergeseran secara luas terjadi pada habitat-habitat tanaman dan binatang. Beberapa spesies sangat sulit untuk dapat bertahan di habitatnya sekarang. Beberapa tanaman bunga tidak dapat berbunga tanpa mengalami musim dingin yang benar-benar dingin. Dan kegiatan manusia telah mempersulit tumbuhan dan binatang untuk mencapai habitat barunya bahkan tidak memungkinkan bagi tumbuhan dan binatang untuk mencari habitat baru.

Gangguan Cuaca

Kondisi cuaca yang ekstrim bisa sering terjadi sehingga lebih menambah daya rusak. Perubahan pola hujan dapat meningkatkan banjir dan kekeringan di beberapa daerah. Angin ribut dan badai tropis bisa muncul dengan kekuatan yang lebih besar.

Meningkatnya permukaan air laut

Peningkatan suhu global selama berabad-abad telah mencairkan sejumlah besar es yang melapisi sebagian besar antartika. Akibatnya tinggi permukaan air laut menjadi naik di seluruh dunia. Banyak wilayah pantai yang kebanjiran, erosi, hilangnya daratan dan masuknya air laut ke wilayah air tawar. Peningkatan permukaan air laut yang tinggi dapat menenggelamkan kota-kota pantai, negara kepulauan kecil, dan wilayah-wilayah yang tidak dihuni lainnya.

Mengancam kesehatan manusia

Penyakit-penyakit tropis seperti malaria dan demam dapat menyebar kewilayah yang lebih luas. Penderita kanker kulit juga meningkat. Gelombang panas yang terus menerus dapat menyebabkan penyakit dan kematian. Banjir dan kekeringan meningkatkan kelaparan dan kekurang gizi.

Perubahan hasil panen

Kanada dan sebagian rusia bisa jadi lebih diuntungkan dengan meningkatnya hasil panen, tetapi peningkatan yang terjadi tidak sebanding dengan kerugian yang disebabkan oleh kekeringan dan kenaikan suhu terutama apabila melebihi beberapa derajad celsius. Panen di wilayah tropis menurun drastis karena suhu sedemikian tingginya sehingga tidak dapat ditolerir oleh tanaman.


(www.langsing.net/gunung/artikel/lingkungan/pemanasan-global.html)

Penyebab Pemanasan Global

Para ilmuwan mulai menyelidiki pemanasan global yang terjadi sejak akhir abad 18. Sebagian besar ahli berkesimpulan bahwa kegiatan manusialah yang menjadi penyebab utama meningkatnya pemanasan global yang seringkali dikenal dengan efek rumahkaca. Efek rumah kaca memanaskan bumi melalui suatu proses yang kompleks yang berhubungan dengan sinar matahari, gas, dan partikel-partikel yang ada di atmosfer. Gas-gas yang menahan panas di atmosfer disebut gas rumah kaca.

Kegiatan manusia yang menimbulkan pemanasan global adalah pembakaran minyak bumi, batu bara, dan gas alam dan pembukaan lahan. Sebagian besar pembakaran berasal dari asap mobil, pabrik, dan pembangkit tenaga listrik. Pembakaran minyak fosil ini menghasilkan carbon dioxide (CO2), yakni gas rumah kaca yang menghambat radiasi panas ke angkasa ruang. Pohon-pohon dan berbagai tanaman menyerap CO2 cari udara selama proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Pembukaan lahan dengan menebangi pohon-pohon ikut meningkatkan jumlah CO2 karena menurunkan penyerapan CO2, dan dekomposisi dari tumbuhan yang telah mati juga meningkatkan jumlah CO2.

(www.langsing.net/gunung/artikel/lingkungan/pemanasan-global.html)

Senin, 17 Desember 2007

Cegah Pemanasan Global Sekarang Juga!

Pemanasan global yang semakin berbahaya harus segera kita cegah, berikut beberapa cara mencegah pemanasan global:

Jangan Pikir Langkahmu tak Berpengaruh!

JANGAN berpikir langkah kecil anda tak berpengaruh apa-apa. Sebab, persoalan besar seperti global warming, sebenarnya adalah dampak akumulatif dari perilaku individu yang kecil-kecil. Coba perhatikan poin-poin berikut yang dapat kita lakukan demi misi meminimalkan akumulasi gas rumah kaca yang jadi penyebabnya. Let's become part of the movement to prevent global warming. Cause if we're just wait and see, and do nothing, maybe we'll wake up one day, but it will be too late!

Bawa tas kain sendiri

Tahu, kan, kalau sampah plastik amat sulit terurai di alam? Kalau dibakar, plastik malah akan melepas zat racun. Mungkin kita masih sulit say no pada produk berbungkus plastik. Akan tetapi, minimal kita bisa menolak kantong plastik saat belanja di mana pun dan kapan pun. Caranya? Selalu bawa tas kain khusus jadi keresek dalam tas kita! Bentuk kampanye pengurangan tas plastik juga digaungkan oleh desainer asal Inggris, Anya Hindmarch. Ia bekerja sama dengan organisasi We Are What We Do mendesain tas kanvas ber-tagline "I'm Not a Plastic Bag", yang sekarang booming banget dan banyak dipakai selebriti!

"Transportasi hijau"

Kalau jarak tidak terlalu jauh, lebih baik jalan kaki atau naik sepeda saja! Atau gunakan kendaraan umum. Satu mobil diisi satu orang sebenarnya bentuk pemborosan energi, maka kalau menggunakan mobil pribadi pun, coba maksimalkan kapasitas penumpang mobil mu. Selain mengurangi kemacetan, ini juga bisa meminimalkan penggunaan kendaraan, yang berarti mengurangi emisi karbondioksida. Kalau pakai kendaraan pribadi, rawatlah sistem knalpot pembakaran mobil agar tetap dalam kondisi prima. Kalau mau keluar uang lebih, sekalian saja pakai mobil hybrid.

Pilih produk ramah lingkungan

Ternyata buang sampah pada tempatnya saja belum cukup karena sampah sebenarnya bisa didaur ulang. Mendaur ulang tumpukan koran setinggi 1,2 meter sudah dapat menyelamatkan satu pohon besar lho! Tapi, oke, mungkin anda masih sulit melakukan itu. Makanya, pilih produk-produk ramah lingkungan, perhatikan logo yang dicantumkan! Kertas daur ulang, misalnya, menggunakan energi 60% lebih rendah daripada kertas yang diolah dari pohon. Kalau para konsumen "menuntut" produk seperti itu terus-menerus ada di pasaran, lama-lama perusahaan bisa menurutinya.

Tanam pohon

Anda suka pohon apa? Tanam saja di pekarangan rumah, atau bagus juga kalau dijadikan pagar (contoh, bambu). Tahu tidak, kalau Indonesia menyumbang sepertiga pemicu terjadinya global warming, atau 7% dengan total kontribusi sekitar 2,5 miliar ton CO, karena laju penggundulan hutan Indonesia mencapai satu juta hektare per tahun? Pengembalian hutan agar karbon di udara bisa ditarik kembali, bisa dimulai dari rumah kita. Jangan lupa, hemat juga pemakaian tisu dan kertas. Memakai dua sisi kertas, misalnya, salah satu upaya menyelamatkan pohon.

"Switch off"

Matikan lampu (dan ganti lampu bohlam ke jenis lampu CFL karena hemat energi sampai 60%) pas keluar kamar, cabut segala perangkat elektronik seperti DVD player, komputer, sampai charger, dsb., kalau sudah selesai digunakan. Kebiasaan meninggalkan dalam keadaan stand-by harus dihilangkan.

Kurangi AC

Kota besar makin lama makin panas, boleh jadi karena orang merasa problem sudah selesai dengan pasang AC. Padahal, dengan desain tertentu, seperti meninggikan langit-langit rumah, bisa membuat sirkulasi udara berjalan lebih baik. Untuk mengurangi pemakaian AC, gunakan kipas angin, atau buka jendela untuk aliran udara. Selain itu, angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin pengering pakaian yang banyak mengeluarkan emisi karbon, maka jemurlah pakaian di luar!

Galang kepedulian

Jangan ragu ikut serta dalam kampanye mengantisipasi pemanasan global. Misalnya, dengan menulis atau berbicara dalam forum dan media. Bikin acara semacam aksi tanam pohon bareng teman-teman kampus, sampai masuk dalam organisasi peduli lingkungan semacam Greenpeace, WWF, Walhi, dsb. ***

(dikutip dari rubrik kampus, pikiran rakyat edisi tgl 6 sept' 07 dengan perubahan)

Mobil Ramah Lingkungan Selamatkan Bumi


Pemanasan global yang disebabkan oleh polusi hasil pembakaran bahan bakar berbasis fosil mengakibatkan kenaikan suhu bumi. Keadaan tersebut menyebabkan perubahan-perubahan yang sangat signifikan bagi lingkungan, yang berdampak pada sisi sosial maupun ekonomi.
Para pabrikan mobil terus berinovasi dan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, seperti teknologi fuel cell maupun Hybrid System yang memadukan mesin konvensional dengan motor listrik.
Seperti Toyota yang saat ini sedang mengembangkan sistem hybrid pada mobil
terbarunya, Toyota Prius (atas). Walaupun belum dijual resmi di Indonesia, mobil ini sudah bisa didapat dengan cara mengimpor lewat Importir Umum. Dari hasil tes di Majalah Auto Bild, mobil ini dinyalakan dengan tombol start dan saat dinyalakan tidak terasa getaran, yang menjadi penanda bahwa mobil ini sudah siap berjalan hanyalah tulisan 'ready' yang muncul di computer-on-board.
Baiknya pabrikan mobil lain juga turut serta dalam mengembangkan teknologi mobil ramah lingkungan pada produk-produknya, sehingga dapat menyelamatkan bumi dari pemanasan global. (zhf)

Pemanasan Global Akibat Ulah Manusia

Panel Perserikatan Bangsa-bangsa yang beranggotakan para pakar iklim Jumat kemarin menyatakan, pemanasan suhu global adalah akibat aktivitas manusia dan bukan karena fenomena alam.

Mereka mendesak pemerintah secepatnya bertindak untuk mengatasi kerusakan lingkungan akibat meningkatnya temperatur bumi.

Diperlukan tindakan cepat sebab kerusakan alam itu akan sangat parah dan tidak bisa diperbaiki lagi.

Panel PBB terdiri atas 2.500 ilmuwan dari 130 lebih negara. Panel meramaplak akan terjadi makin banyak kekeringan, gelombang panas, hujan di luar musim dan naiknya permukaan air laut. Semua bencana itu akan berlangsung selama lebih dari 1.000 tahun.

Para ilmuwan menyatakan, 90 persen penyebab pemanasan global adalah aktivitas manusia terkait penggunaan bahan bakar minyak bumi. Pemanasan global selama 50 tahun terakhir ini sebagian besar diakibatkan hal itu.

Peringatan tersebut jauh lebih lantang dibandingkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2001. Ketika itu, aktivitas manusia dituding baru pada kemungkinan 66 persen sebagai penyebab pemanasan global. Tanda-tanda pemanasan global itu terlihat antara lain pada kekeringan di Australia dan musim dingin yang lebih hangat di Eropa.

"Tanggal 2 Februari bakal dikenang sebagai hari dihapuskannya tanda tanya menyangkut pertanyaan apakah manusia penyebab perubahan iklim," kata Achim Steiner, ketua Program Lingkungan PBB.

"Dihadapkan pada situasi darurat ini, bukan saatnya lagi untuk bertindak setengah-setengah. Sekaranglah waktunya untuk revolusi," kata Presiden Prancis Jacques Chirac. "Kita berada di ambang pintu historis yang tidak bisa kembali lagi."

Es Kutub Mencair

Kesepakatan Protokol Kyoto adalah rencana utama untuk mengurangi emisi gas buang sampai 2012. Namun, implementasi protokol itu sangat melemah dengan keluarnya Amerika Serikat pada 2001. Padahal, Amerika adalah sumber terbesar emisi gas buang (atau dikenal dengan istilah gas efek rumah kaca).

Dalam ringkasan laporan IPCC setebal 21 halaman dijabarkan dampak dari perubahan iklim, seperti misalnya mencairnya es di Laut Kutub Utara pada tahun 2100. Dampak emisi gas buang juga sangat mungkin menyebabkan lebih banyak badai tropis.

Diramalkan pula, temperatur akan naik antara 1,8 sampai 4,0 derajat Celcius pada abad 21. Kenaikan itu adalah "skenario terbaik" dan pada kenyataannya bisa lebih buruk lagi.

Suhu rata-rata sudah naik 0,7 derajat selama abad 20. Masa sepuluh tahun sejak 1994 tercatat sebagai masa terpanas. Emisi gas buang terutama ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar minyak bumi di reaktor pembangkit listrik, pabrik dan mobil. (rtr-gn-25)

sumber: www.suaramerdeka.com